ACARA
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Turyati H1G013013
Erick Zakaria A H1G013036
Haya Lanauly S H1G013039
Andreas K.M H1G013043
Dwi Kartika Sari H1H013008
Adi Reynaldi H1H013016
Ine Sri Rahayu H1H013032
Beny Heriswan H1K013010
Andjarin K H1K013013
Rahmi R H1H013036
Asisten :
Nani Wiyarsih H1G011006
JURUSAN PERIKANAN DAN
KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Fekunditas merupakan suatu obyek yang dapat menyesuaikan
dengan bermacam-macam kondisi terutama dengan respons terhadap makanan. Jumlah
telur yang dikeluarkan merupakan satu mata rantai penghubung antara
satu generasi denagn generasi berikutnya, tetapi secara umum tidak ada hubungan
yang jelas antara fekunditas dengan jumlah telur yang dihasilkan (Bagenal,
1978).
Ikan nilem (Osteochilus
hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup disungai –
sungai dan rawa – rawa. Ciri – ciri ikan nilem hampir serupa dengan ikan mas.
Ciri – cirinya yaitu pada sudut – sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut –
sungut peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga jari – jari keras dan 12 – 18
jari – jari lunak. Sirip ekor berjagak dua, bentuknya simetris. Sirip dubur
disokong oleh 3 jari – jari keras dan 5 jari – jari lunak. Sirip perut disokong
oleh 1 jari – jari keras dan 13 – 15 jari – jari lunak. Jumlah sisik – sisik
gurat sisiada 33 – 36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph,
ujung mulut runcingdengan moncong (rostral) terlipat, serta bintim hitam besar
pada ekornya merupakan ciri utamaikan nilem. Ikan ini termasuk kelompok
omnivora, makanannya berupa ganggang penempelyang disebut epifition dan
perifition (Djuhanda, 1985).
Ikan
nilem akan melakukan pemijahan pada kondisi oksigen berkisar antara 5 – 6
ppm,karbondioksida bebas yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan yaitu ≤ 1
ppm (Willoughby,1999). Menurut Susanto (2001) suhu yang optimum untuk
kelangsungan hidup ikan nilem berkisar antara 18 – 280C, dan untuk
pH berkisar antara 6,7 – 8,6.
Penelitian fekunditas biasanya mengacu pada
fekunditas potensial tahunan yang mewakili jumlah oosit matang per betina.
Potensi jangka fekunditas yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
fekunditas tahunan. Estimasi fekunditas biasanya mengacu pada penetapan dari
jumlah oosit vitellognile, yaitu fekunditas potensial. Metode yang digunakan
tergantung pada spesies yang diteliti, sumber daya dan fasilitas laborat yang
tersedia. Secara tradisional, fekunditas potensial ditentukan dengan metode
gravimetri atau volumetrik (Bagenal, 1978;
Kjesbu dan Holm, 1994). Meskipun metode ini sederhana, murah dan hasil
yang diperoleh bagus, namun metode ini memakan banyak waktu. Metode baru yang
digunakan agar menghemat waktu dan tenaga, maka digunakan metode sistem
analisis citra untuk mengatur kepadatan oosit. Analisis citra digunakan untuk
mengatur rata-rata diameter oosit secara
otomatis dari sampel gonad. Sedangkan kepadatan oositnya ditentukan dengan
kurva kalibrasi. Secara umum dibutuhkan waktu 5 menit untuk mempersiapkan
sampel, diameter oosit dan memproses data. Meskipun sebelum menggunakan metode
ini diperlukan proses validasi, namun metode ini merupakan kemajuan besar dalam
pengukuran fekunditas.
1.2
Tujuan
1.
Mengetahui jumlah telur ikan (fekunditas)
2.
Hubungan antara ukuran tubuh ikan dan
jumlah telur yang dihasilkan
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Ikan Nilem
Ikan Nilem juga
sering disebut Ikan Melem, badan lebih ramping dan sirip punggung lebih panjang
dengan keistimewaan sisiknya berkilau bila terpantul sinar matahari. Pada kedua
sisi mulut terdapat sungut peraba yang pendek. Klasifikasi Ikan Nilem menurut
Saanin (1984) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili :
Cyprinidea
Spesies : Osteochilus hasselti
2.2. Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur masak sebelum
dikeluarkan pada waktu ikan memijah. Fekunditas demikian dinamakan fekunditas
individu atau fekunditas mutlak. Istilah lain ialah fekunditas nisbi yaitu
jumlah telur per satuan berat atau panjang ikan (Nikolsky, 1963) dan fekunditas
total menurut Royce (1972) ialah fekunditas ikan selama hidupnya. Fekunditas dibedakan dari fertilisasi. Fekunditas
merupakan jumlah telur matang yang akan dikeluarkan sedangkan fertilisasi
merupakan jumlah telur matang yang dikeluarkan oleh induk (Bagenal, 1978).Jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan dinamakan
fekunditas individu, fekunditas mutlak atau fekunditas total (Nikolsky, 1963).
Fekunditas adalah jumlah telur yang terlepas pada ovarium sebelum
berlangsungnya pemijahan. Fekunditas ini sangat mempengaruhi
terhadap jumlah anak ikan yang dihasilkan oleh induk yang dipijahkan. Pada
umumnya fekunditas berhubungan erat dengan berat badan, panjang badan,
umur, ukuran butir telur, dan cara penjagaan (parental care). Ikan
yang mempunyai kebiasaan tidak menjaga telur-telurnya setelah memijah, biasanya
mempunyai fekundensi yang tinggi. Demikian juga semakin kecil ukuran
telur, maka makin besar fekundensinya. Fekundesi ikan dapat di hitung dengan
beberapa cara, yaitumetode jumlah merupakan metode yang paling teliti
sebab perhitungan telur dilakukan satu persatu atau secara sensus,
metode volumetrik dilakukan dengan mengukur volume seluruh telur dengan cara
memindahkan air, metode grafimetrik atau metode berat cara melakukannya
hanya pengukuran volume diganti dengan berat, dan metode Von Bayer metode
ini dilakukan dengan cara mengukur garis tengah(diameter) rata-rata telur dan
mengukur volume telur keseluruhan (Sutisna, 1995).
Fekunditas individu adalah jumlah telur dari generasi
tahun itu yang akan dikeluarkan tahun itu pula. Dalam ovari terdapat dua macam
ukuran telur, yang besar dan yang kecil. Telur yang besar akan
dikeluarkan pada tahun itu dan yang kecil akan dikeluarkan pada tahun
berikutnya. Pada kondisi baik, telur yang kecilpun akan dikeluarkan menyusul
telur yang besar. Menurut Nikolsky(1963), penentuan fekunditas ikan
dilakukan apabila ovari ikan sedang dalam tahap kematangan yang ke IV, dan
paling baik sesaat sebelum terjadi pemijahan. Menurut Royce(1972), fekunditas
total adalah jumlah telur yang dihasilkan ikan selama hidup.
I.
MATERI
DAN METODE
1.1
Materi
1.1.1
Alat
Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum fekunditas kali ini adalah baki atau nampan,
penjepit, gunting bedah, gelas ukur, timbangan, kertas penghisap atau kertas
saring, lup dan kertas karbon.
1.1.2
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan Nilem (Ostheocillus hasselti) masak kelamin, akuades.
2.1
Metode
1. Ikan
dimatikan dan diukurpanjang dan beratnya
2. Kemudian
ikan dibedah dengan hati-hari agar gonad tidak rusak kemudian gonad diambil dan
dkeringkan dengan kertas penghisap
3. Volume
seluruh telur diukur dengan teknik pemindahan air menggunakan gelas ukur
4. Gonad
dikeringkan kemudian diambil sebagian telur dan diukur volumenya seperti cara
diatas, setelah diketahui volume nya, hitung jumlah telurnya
5. Rumus
perhitungan adalah X:x = V:v
Dimana
:
X=
jumlah telur dalam gonad (fekunditas)
x=
jumlah sebagian telur yang dihitung
V=
volume seluruh gonad
v=
volume sebagian gonad
6. Dihitung
fekunditas untuk 10 ekor ikan
7.
Cari hubungan antara panjang dan
berat ikan dengan fekunditasnya
2.2
Waktu
dan Tempat
Praktikum
Biologi Perikanan tentang Fekunditas ini dilaksanakan pada 12 Oktober 2014 pada
hari Minggu pukul 08.00-12.00 WIB. Yang bertempat di Laboratorium Jurusan
Perikanan dan Ilmu Kelautan UNSOED.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Tabel. 7 Data
Pengamatan Fekunditaas
No
|
v (ml)
|
V (ml)
|
x (butir)
|
X (butir)
|
Panjang total
(cm)
|
Berat (gram)
|
1
|
0,4
|
20
|
391
|
19.550
|
20.3
|
118.5
|
2
|
0,2
|
15
|
369
|
27.675
|
19.7
|
107
|
3
|
0,1
|
5
|
96
|
4.800
|
18.1
|
76
|
4
|
0,1
|
13
|
117
|
15.210
|
18.2
|
90
|
5
|
0,2
|
8
|
166
|
6.640
|
22.0
|
86
|
6
|
0,6
|
14
|
1.111
|
25.923
|
20.8
|
118
|
7
|
0,2
|
25
|
723
|
90.375
|
18.7
|
73
|
8
|
0,1
|
4
|
351
|
2.040
|
18.5
|
74
|
9
|
0,2
|
8
|
677
|
27.080
|
17.5
|
67
|
10
|
0,2
|
7
|
612
|
21.595
|
17.0
|
60
|
11
|
0,1
|
4
|
272
|
10.880
|
22
|
150
|
12
|
1
|
13
|
582
|
7.566
|
21.5
|
123
|
13
|
1
|
19
|
549
|
10.431
|
17.4
|
66
|
14
|
1
|
22
|
649
|
14.278
|
17.6
|
66
|
15
|
1
|
3
|
585
|
1.755
|
18.2
|
75
|
16
|
1
|
6
|
598
|
3.588
|
15.5
|
51
|
17
|
1
|
6
|
1.260
|
7.560
|
19
|
98.5
|
18
|
1
|
4
|
515
|
2.060
|
17
|
61.5
|
19
|
1
|
10
|
115
|
1.150
|
19.5
|
101
|
20
|
1
|
23
|
978
|
22.494
|
22
|
159
|
21
|
1
|
11
|
207
|
2.277
|
17.5
|
72.5
|
3.2 Pembahasan
Batasan
fekunditas secara umum adalah jumlah telur yang terdapat didalam ovari ikan
yang sudah matang gonad dan akan dikeluarkan pada waktu mijah. Fekunditas
sering dihubungkan dengan panjang dari pada dengan berat, karena panjang
penyusutannya relatif kecil sekali tidak
seperti berat yang dapat berkutang dengan mudah. Hal ini terjadi pada
pengambilan sampel secara berulang-ulang harus berhati-hati, karena apabila
ikan yang diambil pada waktu gonad sedang tumbuh hal ini tidak merupakan
pertumbuhan somatik. Jadi disini harus ada perbedaan antara pertumbuhan somatik
dengan pertumbuhan gonad. Ikan-ikan yang tua dan berukuran besar mempunyai
fekunditas relatif kecil. Umumnya fekunditas relatif lebih besar bila
dibandingkan dari pada fekunditas individu.
Fekunditas
mempunyai keterpautan dengan umur, panjang, dan bobot individu. (Ali 2005 dalam
Fahryni unus 2010) menyatakan bahwa jumlah fekunditas pada spesies yang sama
dapat dipengaruhi oleh ukuran tubuh, umur, lingkungan, dan ukuran diameter
telur. Fekunditas ikan cenderung meningkat dengan bertambahnya ukuran badan,
yang dipengaruhi oleh jumlah makanan dan faktor-faktor lingkungan lainnya
seperti suhu dan musim.
Hasil
dari praktikum fekunditas yang kami lakukan telur ikan nilem sekitar
1.000-100.000 butir sedangkan referensi yang kami dapat menurut Andi Omar
(2010) telur ikan Nilem dari 1.718-34.045 butir. Ini menunjukan fekunditas ikan
Nilem yang kami lakukan lebih banyak dari pada referensi. Sebenarnya Ikan Nilem
memiliki potensi reproduksi yang cukup tinggi. Seekor nilem betina dapat
menghasilkan telur sebanyak 80.000 – 110.000 butir telur/ kg bobot induk dan
memijah sepanjang tahun. Pemijahan secara alami di mulai pada awal musim
penghujan. Ikan nilem mulai memijah pada umur sekitar satu tahun dengan panjang
sekitar 20 cm dan berat di atas 120 g.
Dari
grafik diatas menunjukkan bahwa fekunditas berbeda satu sama lain karena
perbedaan boo tubuh pada ikan Nilem. Walaupun tidak dilakukan pengukuran bobot tubuh
maupun panjang tubuh pada ikan, volume gonad dapat mewakili bahwa berat dan
panjang ikan berpengaruh pada fekunditas. Hal ini berarti dapat dikatakan bahwa
panjang dan berat ikan erat hubungannya dengan tinggi rendahnya fekunditas
ikan. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Effendie (2002) bahwa fekunditas dihubungkan dengan panjang
dari pada berat, karena panjang penyusutannya kecil sekali, tidak seperti berat
yang dapat berkurang dengan mudah. Sedangkan fekunditas mutlak sering
dihubungkan dengan berat, karena berat lebih mendekati kondisi ikan itu
daripada panjang.
Fekunditas digunakan untuk menunjukan kemampuan induk untuk menghasilkan
anak ikan dalam suatu pemijahan.
Fekunditas pada ikan berukuran tertentu atau kelompok tertentu variasinya besar
(Karmila dkk, 2012). Ikan yang diamati fekunditasnya adalah Ikan Nilem. Hasil
perhitungan nilai fekunditas yang diperoleh berbeda satu sama lain dikarenakan
perbedaan ukuran tubuh ikan. Perhitungan telur untuk mengetahui nilai
fekunditasnya dilakukan dengan cara volumetri yaitu mengukur volume seluruh
telur dengan teknik pemindahan air kemudian sebagian jumlah telur tersebut
dapat diukur volume dan jumlah telurnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
fekunditas menurut Sumantadimata (1981) adalah:
1.
Panjang dan bobot tubuh ikan
Semakin berat atau panjang ikan
maka fekunditasnya semakin tinggi.
2.
Umur
Ikan yang berumur tua akan
mengalami kemunduran aktivitas reproduksi sedangkan ikan umur reproduksi akan
menghasilkan banyak telur.
3.
Kualitas dan kuantitas pakan
Kualitas dan kuantitas pakan
berhubungan dan berpengaruh pada kecepatan pertumbuhan dan besar kecilnya telur
yang dihasilkan oleh ikan.
4.
Temperatur air
Berpengaruh secara tidak
langsung terhadap fekunditas.
Pemahaman dalam dinamika fekunditas ikan fundamental penting
dalam ikan dan ekologi perikanan dan juga memiliki signifikansi praktis yang
kuat.
Kenyataan menunjukkan bahwa
fekunditas individu ikansecara langsung berkaitan untuk variasi stok ikan, menunjukkan bahwa fekunditas merupakan komponen ikan yang penting (Rickmann et al., 2000). Secara spesifik, fekunditas ikan
diperlukan untuk penilaian reproduksi potensi stok ikan (Bleil dan Oeberst, 2005). Stok reproduksi potensial tergantung pada fluktuasi antartahunan akibat
perubahan lingkungan, pertumbuhan,dan kondisi ikan (Morgan dan Rideout, 2008). Sebagai respon terhadap perubahan lingkungan, yang berbeda
sub-spesies ikantelah berkembang dengan strategi reproduksi yang mencerminkan
spasial skala kecil adaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya dan
relungekologi (Murua dan Saborido-Rey, 2003).
IV.
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Dari
hasil dan pembahasan acara pratikum fekunditas, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Jumlah telur
Ikan Nilem (fekunditas) paling besar yaitu 90375 butir, sedangkan yang paling
kecil yaitu 1150 butir.
2.
Berdasarkan
hasil yang diperoleh panjang dan berat tubuh ikan tidak mempengaruhi banyak
sedikitnya telur yang dihasilkan tetapi dipengaruhi oleh kematangan gonad dari
ikan itu sendiri.
5.2 Saran
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sudah maju dan modren
diharapkan sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan pratikum ini cukup memadai sehingga memudahkan dalam objek
yang akan kita teliti. Didalam melakukan praktikum fekunditas dan diameter
telur penulis menyarankan agar untuk praktikum kedepannya semua praktikan dapat
melakukan praktikum dengan mengunakan semua metoda perhitungan telur.
DAFTAR PUSTAKA
Andy Omar, Bin Sharifuddin. 2010. Aspek
Reproduksi Ikan Nilem, Osteochilus vittatus (Valenciennes, 1842) di
Danau Sidenreng, Sulawesi Selatan. Jurnal Ikhtiologi Indonesia. Vol. 10
(2): 111-122.
Bagenal, T.B. and E. Braum. 1978. Eggs and Early Life History, dalam W.E. Ricker ed.Methods for
Assessment of Fish Production in Fresh Water. Blackwell Scientific
Publication.
Bleil, M. & Oeberst, R. 2005. The Potential
Fecundity of Cod in the Baltic Sea from 1993 to 1999. Journal Appl Ichthyo, 21: 19-27.
Djuhanda dan Tatang. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung.
Effendie,M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan
Pustaka Nusantara:Yogyakarta.
Karmila dkk. 2012. Analisis Tingkat Kematangan Gonad Ikan Betok. Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan, 1:25-29.
Morgan, M. J. & Rideout, R. M. 2008. The Impact
of Intrapopulation Variability in Reproductive Traits on Population
Reproductive Potential of Grand Bank American Plaice (Hippoglossoides
platessoides) and Yellowtail Flounder (Limanda ferruginea). J.
Sea Res., 59(3) : 186-197.
Murua, H. dan Saborido-Rey, F. 2003. Female
Reproductive Strategies of Marine Fish Species of theNorth Atlantic. J North
Atl. Fish Sci, 33: 23-31.
Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press.
London and New York. Hal. 352.
Rickmann, S. J., Dulvy, N. K., Jennings, S. &
Reynolds, J. D. 2000. Recruitment Variation Related to Fecundity in Marine
Fishes. Journal Fish. Aquat. Sci, 57: 116-124.
Royce, W.F. 1972. Intoduction to the Fishery Science. Academic Press. New York. Hal
351.
Saanin, Hasanudin. 1984. Taksonomi
dan Kunci Identifikasi Ikan 1.Bogor. Binacipta.
Sumantadinata,
Komar. 1981. Pengembangbiakan Ikan-ikanPeliharaan
di Indonesia. Jakarta: Sastra Hudaya.
Susanto, H.
2001. Budidaya Ikan di Pekarangan.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Sutisna,
D. H., dan Sutarmanto R.. 1995.Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius.
Yogyakarta
Unus, Fahriny & Sharifuddin Bin Andy
Omar. 2010. Analisis Fekunditas Dan Diameter Telur Ikan Malalugis Biru
(Decapterus Macarellus Cuvier, 1833) Di Perairan Kabupaten Banggai Kepulauan,
Propinsi Sulawesi Tengah. Torani
(Jurnal Ilmu Kelautan Dan Perikanan ). Vol. 20 (1): 37-43.
Willougbhy,
S. 1999. Manual of Salmonid Farming.
Black Well Science, London.
Lampiran
Perhitungan
Ikan 1
X : 391 = 20 : 0,4 X. 0,4 = 391 . 20 X = 19550 Butir
Ikan 2
X : 369 = 15 : 0,2 X. 0,2 = 369 . 15 X = 27675 Butir
Ikan 3
X : 96 = 5 : 0,1 X.
0,1 = 96 . 5 X =
4800 Butir
Ikan 4
X : 117 = 13 : 0,1 X.
0,1 = 117 . 13 X =
15210 Butir
Ikan 5
X : 166 = 8 : 0,2 X. 0,2 =166 . 8 X = 6640 Butir
Ikan 6
X : 1111 = 14 :
0,6 X.
0,6 = 1111 . 14 X =
15923 Butir
Ikan 7
X : 723 = 25 : 0,2 X.
0,2 = 723 . 25 X =
90357 Butir
Ikan 8
X : 351 = 4 : 0,1 X.
0,1 = 351 . 4 X =
20140 Butir
Ikan 9
X : 677 = 8 : 0,2 X.
0,2 = 677 . 8 X =
27080 Butir
Ikan 10
X : 612 = 7 : 0,2 X.
0,2 = 612 . 7 X =
21595 Butir
Ikan 11
X : 272 = 4 : 0,1 X.
0,1 = 272 . 4 X =
10880 Butir
Ikan 12
X : 582 = 13 : 1 X.
1 = 582 . 13 X =
7566 Butir
Ikan 13
X : 549 = 19 : 1 X.
1 = 549 . 19 X =
10431 Butir
Ikan 14
X : 649 = 22 : 1 X.
1 = 649 . 22 X =
14278 Butir
Ikan 15
X : 585 = 3 : 1 X.
1 = 585 . 3 X =
1755 Butir
Ikan 16
X : 598 = 6 : 1 X.
1 = 598 . 1 X =
3588 Butir
Ikan 17
X : 1260 = 6 : 1 X.
1 = 1260 . 1 X =
10431 Butir
Ikan 18
X : 515 = 4 : 01 X.
0,1 = 514 . 0,1 X =
1150 Butir
Ikan 19
X : 115 = 10 : 1 X.
1 = 115 . 10 X =
22494 Butir
Ikan 20
X : 978 = 23 : 1 X.
1 = 978 . 23 X = 2277 Butir
Ikan 21
X : 207 = 11 : 1 X.
1 = 207 . 11 X
= 2277 Butir